SMP Al-Muttaqin - InovasiI MIR dan MIA dalam Pembelajaran
SMP Al Muttaqin Tasikmalaya kembali menggulirkan sebuah inovasi dalam proses pembelajaran. Inovasi ini berupa penerapan Multiple Intellegences Aproach (MIA) dalam KBM di kelas. Penerapan MIA ini didahului dengan sebuah riset kecerdasan pada calon peserta didik baru dengan menggunakan alat riset yang disebut Multiple Intellegences Research (MIR). Dalam hal ini SMP AL Muttaqin merupakan sekolah pertama di Kota Tasikmalaya yang menerapkan konsep tersebut. Al Muttaqin mulai menerapkan inovasi ini pada tahun pembelajan 2011/2012 . Dalam pelaksanaannya, SMP Al Muttaqin bekerja sama dengan Next Wordview Surabaya, sebuah lembaga yang bergerak di bidang konsultan pendidikan, dipimpin oleh Munif Khatib.
“Ini adalah tahun kedua kita mengenal MIR. MIR adalah sebuah alat riset untuk mengambil data pada peserta didik dan orang tua yang kemudian akan di analisis di Next Wordview Surabaya. Dari hasil analisis akan diketahui kecerdasan dominan seorang anak yang kemudian dapat dikembangkan hingga anak tersebut mencapai prestasi terbaik sesuai dengan bakatnya, “ demikian diungkapkan Drs. Jenal Al Purkon, M.Pd., selaku koordinator MIR SMP Al Muttaqin. Fungsi MIR itu sendiri adalah mengubah paradigma tentang kecerdasan, menggali kecerdasan anak sesuai potensinya masing-masing, dan menyesuaikan gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa. Dalam pandangan MIR, tidak ada siswa yang dipandang bodoh. Semua siswa memiliki salah satu atau lebih dari delapan kecerdasan yang dikemukakan oleh Horward Gardner.
SMP Al Muttaqin lebih memilih MIR daripada test IQ karena MIR bisa menggali 8 kecerdasan, sedangkan Test IQ hanya 2 kecerdasan yaitu linguistik dan matematik. MIR tidak memunculkan perbedaan kasta kecerdasan anak sehingga terpilah antara anak pintar dan anak bodoh. Demikian diungkapkan Leli Beliani, S.S., selaku koordinatir pelaksana MIR SMP Al Muttaqin. “SMP Al Muttaqin memiliki 10 orang pewawancara yang telah dipilih melalui test terlebih dahulu,” lanjut Leli Beliani.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, MIA merupakan pendekatan yang digunakan sebagai tindak lanjut dari MIR. Pembeagian kelas dilakukan berdasarkan jenis kecerdasan siswa sehingga memungkinkan adanya kesamaan gayya belajar. Dengan pembagian ini, guru dapat menyesuaikan gaya mengajar dengan gaya belajar sisawa.
MIR diterima dengan baik oleh para orang tua siswa. Halini sebagaimana disampaikan oleh salah satu orang tua siswa, “Saya senang karena test MIR bukan hanya melihat dari satu sisi kecerdasan melainkan dari beberapa aspek penilaian penilaian seperti seni, musikalisasi, logika, dan banyak lagi.”
Source : Qtaz Journalist
Source : Qtaz Journalist